Rabu, 09 April 2014

If I can choose what talent that I want to be in myself

I love to be a drawer. Don't know why.
But Allah doesn't put that talent on me.
It's so sad, but I believe in 'why' Allah doesn't put it on me, even though I don't know what it is.

Because of that, I love to see people who can draw, and people who can paint around me.
I think that they're lucky to have it, which I'm not.

I love to see every line on the stretch book. I love to see them so much. Because I can't.

Who can draw and even paint, are sooooo lucky for me.
That's a beautiful talent in the universe.

Who can do that, are so sexy.

--------------------------------------------------------------------

Jari-jari yang penuh dengan tinta, jari-jari yang sangat kukagumi.
Bagaimana bisa jari-jari itu dengan santainya, dengan mudahnya, tanpa beban, menari-nari di atas hamparan kertas putih bersih sampai muncullah sesuatu di sana.

Aku benar-benar mengaguminya...
Bagaimana bisa mereka melakukannya, sedangkan aku tidak.
Dan bagaimana bisa aku mengagumi sesuatu yang jauh dari yang bisa kuraih.

Aku bahkan mengagumi setiap orang yang bisa melakukannya.
They are special...

:)

Selasa, 08 April 2014

Pedang dan Bunga

Pedang akan lebih mudah diingat dari pada bunga.
Pedang yang menggoreskan luka, akan meninggalkan bekasnya di sana.
Sedangkan bunga, adalah hal yang mampu melukis senyum di bibir, yang juga tak akan menghapus bekasnya.

Melupakan tajamnya pedang, selalu lebih sulit daripada melupakan indahnya sekuntum bunga.

Bekas dari ketajaman sang belati mampu menggugurkan bunga-bunga yang bermekaran.
Mengiris-iris sang indah, menjadi tumpukan sampah tak berarti.
Ia akan terus berkobar di dalam hati hingga pada saatnya, sang pemilik hati berkenalan dengan sesuatu yang disebut 'ikhlas'.

Ikhlas yang akan membantu memekarkan kembali tumpukan sampah tak berarti tadi.

Namun, sang ikhlas tak semudah itu untuk dapat ditemui.
Usaha saja tidak cukup hanya untuk bertemu dengan sang ikhlas.
Ia begitu jauh...
Jauh sekali dari hati yang masih penuh dengan amarah.
Amarah yang berhasil dipicu oleh goresan sang pedang.
Luka yang menancap dalam batin, akan lebih sulit disembuhkan daripada luka yang kasat mata.
Tergantung seberapa besar batin yang terluka itu ingin bertemu dengan sang ikhlas.

Angkatlah seikat bunga-bunga indah, kemudian letakan tepat di depan dada.
Cobalah mengingat betapa banyak kebahagiaan yang berhasil diukir oleh sang bunga, sampai, bahkan setelah goresan itu terbentuk.
Dan ingatlah betapa berartinya manusia-manusia yang telah memberikan bunga-bunga itu.

Karena pada akhirnya, tetap saja, air mampu memadamkan api.