Minggu, 18 Mei 2014

Totolan is Special

           Di mana lagi aku bisa melihat warna hijau mengalun indah sejauh mata memandang? Di mana lagi aku bisa menyaksikan para sapi-sapi berbaris tak beraturan di atas hamparan rumput setebal debu yang menghiasi rumah tak berpenghuni? Di mana lagi aku bisa menghirup aroma dedaunan hijau yang pekat menutupi rongga hidung? Di mana lagi aku bisa melihat mentari terbit dengan begitu jelasnya? Membiaskan cahayanya yang nyata di atas hamparan padi-padi hijau, mengubah langit biru menjadi warna oranye yang begitu aku kagumi, serta memicingkan kedua mata ini kala memandangnya, namun tiada lelah bola-bola mata ini memandanginya. Di mana lagi aku bisa merasa begitu dekat dengan rembulan bersama bintang-gemintangnya? Di mana lagi aku bisa menghirup nafas bebas kehirukpikukan? Di sini. Semua terjadi di sini.

           Tanggal 28 Mei 2014 menjadi hari yang paling membingungkan, membosankan, menjengkelkan, namun merupakan hari yang aku bersama teman-teman nantikan. Hari itu secara resmi, kami tiba di sebuah desa di Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara untuk menjalankan tugas yang diamanatkan tempat, di mana aku sedang berkuliah. Sekarang, aku bersama teman-teman tengah duduk di tahun terakhir masa perkuliahan kami. Maka berbagai Praktek Kerja Lapangan harus kami lakukan untuk menyelesaikan kuliah kami. Salah satunya adalah di sini. Desa ini hanya terpisah jarak beberapa kilometer dari Kota Manado, tempat di mana aku menetap. Tidak begitu jauh, namun tidak juga begitu dekat. Ah, aku bingung. Namun bukan di situ titik permasalahannya.

           Desa itu dinamai 'Desa Totolan'. Secara acak, aku bersama keenam orang teman-temanku ditugaskan untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di Desa Totolan. Jujur saja, ini kali pertama aku mendengar nama Desa itu. Maka keadaan Desa itu pun hanya menjadi bayangan gelap di dalam kepalaku.

           Namun sekarang, sungguh banyak yang aku kagumi dari Desa ini. Jalanan sepanjang 1,5 kilometer yang menyuguhkan pemandangan indah tanpa tara, rembulan dan bintang-bintang yang terlihat sangaaaaaat jelas, air panas yang mengepulkan asapnya tanpa henti, sawah yang membentang sejauh mata memandang, masyarakat yang begitu ramah dan bersahabat, serta tak lupa pemuda dan pemudi desa yang yang sangat welcome dengan kedatangan kami. Semua hal itu sangat membekas di kedalaman hatiku. Terlukis indah dengan tinta warna-warni yang memberi warna senada di dalam hari-hariku selama berada di sini. Aku sangat bersyukur pernah mengenal Desa ini dengan segala yang ada di dalamnya. Aku sangat bersyukur karena telah dikesankan oleh semua keajaiban alam yang ada di sini. Mereka telah menambah daftar kekagumanku terhadap sesuatu. Desa ini benar-benar telah merasuk ke dalam tubuhku dalam hitungan hari. Itu mengapa, Totolan is special.

Good bye and see you when I see you... :')


Desa Totolan, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara